Eveboutique. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Post Icon

OBAT

PENGERTIAN OBAT

OBAT ialah semua bahan tungal/campuran yang dugunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah, meringankan, ataupun menyembuhkan penyakit.

Menurut Undang-undang, yang dimaksud obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia hewan, untuk memperelok badan atau bagian badan manusia.

Pengertian Obat Secara Khusus

1.Obat Jadi
Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbk, cairan salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku lain yang dtetapkan oleh pemerintah.
2.Obat Patent
Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
3.Obat Baru
Obat yang terdiri atau berisi zat, baik bagian yang berkhasiat, ataupun yangtidak berkhasiat, misalnya : lapisan pengisi, pelarut, pembantu, atau komponen lain, yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
4.Obat Asli
Obat yang di dapat langsung dari bahan-bahan alamiah Indonesia. Terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
5.Obat Esensial
Obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang dietapkan oleh menteri kesehatan.
6.Obat Generik
Obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakpe Indonesia unuk zat bekhasiat yang dikandungnya.

Penggolongan Obat

Penggologan obat menurut kegunaannya :
a.untuk menyembuhkan (therapeutic)
b.untuk mencegah (prophylactic)
c.untuk diagosa (diagnostic)

Penggolongan obat menurut cara penggunaannya :
a.Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam)  melalui oral
b.Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar)
Melalui implantasi, injeksi, topikal, membran mkosa, rektal, vaginal, nasal, opthal, aurical, collution, gargarisma.

Penggolongan obat menurut cara kerjanya :
a.Lokal : obat yang bekerjanya pada jaringan setempat.  pemakaian topikal
b.Sistemik : obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh.

Penggolongan obat menurut Undang-undang Kesehatan :
a.Obat Narkotika
Merupakan obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan ilmu pengetahuan dan dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila diperlukan tanpa pembatasan dan pengawasan.

b.Obat Psikotropika
Obat yang mempengaruhi proses mental, merangsang atau menenangkan, mengubah pikiran, perasaan, kelakuan orang.

c.Obat Keras
1.Mempunyai takaran maksimum atau yang tercantum dalam daftar obat keras.
2.diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.
3.Obat baru, kecuali dinyatakan Depkes tidak membahayakan.
4.semua sediaan parenteral.

d.Obat Bebas Terbatas
Obat eras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dengan penyerahan dalam bungkus aslinya dan diberi tanda peringatan (P1 s/d P6).

e.Obat Bebas
Obat yang dapat dibeli secara bebas, dan tidak membahayakan bagi si pemakai. Dan diberi tanda lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

Sumber Obat

Obat yang digunakan , berasal dari berbagai sumber antara lain :
1.Tumbuhan (flora, nabati) : digitalis folium, kina, minyak jarak.
2.Hewan (fauna, hayati) : minyak ikan, adeps lane, cera.
3.Mineral (pertambangan) : joodkali, garam dapur, parain, vaselin
4.Sintesis (tiruan/buatan) : kamfer sintesis, vitamin C
5.Mikroba : antibiotika

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

FARMASETIKA DASAR

FARMASETIKA DASAR

Pendahuluan

Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat.
Penyediaan obat-obatan disini mengandung arti pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan pembakuan dari bahan obat-obatan. Berdasarkan ruang lingkupnya, dunia farmasi memiliki cakupan yang sangat luas, oleh karena itu ilmu resep tidak dapat berdiri sendiri dari cabang ilmu yang lain, seperti fisika, kimia, biologi, dan farmakologi.

Pada waktu seseorang mulai terjun masuk ke dalam pendidikan kefarmasian, berarti dia mulai mempersiapkan dirinya untuk melayani masyarakat dalam hal :
1.Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan bermutu.
2.Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang beredar di masyarakat.
3.Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan pengembangan obat-obatan.

Sejarah Kefarmasian
Ilmu resep telah ada semenjak timbulnya penyakit. Dengan adanya manusia di dunia ini mulai timbul peradapan dan mulai terjadinya penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untukmelakukan usaha pencegahan terhadap penyakit. Orang-orang yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan kedokteran :
Hipocrates (460 – 370), memperkenalkan dunia farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Disebut sebagai Bapak Ilmu Kedokteran.
Dioscorides, orang pertama yang menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan, karyanya “De Materia Medika”.
Galen (130 – 200 SM) memperkenalkan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan sediaan farmasi yang disebut Farmasi Galenik.
Philipus Aureulus Theopratus Bombatus van Holhenheim (1493 – 1541 SM) disebut Paracelsus, mempengaruhi perubahan farmasi , menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,maka ilmu farmasi pun mengalami perkembangan hingga terpecah menjadi ilmu yang lebih khusus, tetapi saling berkaitan,misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika, dan kimia farmasi.

Sebagai buku panduan bagi farmasis, setiap negara memiliki buku farmakope yang memuat persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
Farmakope Indonesia milik negara Indonesia
United State Pharmakope (USP) milik Amerika
British Pharmakope (BP) milik Inggris
Nederlands Pharmakope milik Belanda
Farmakope Internasional milik WHO

Di Indonesia sebelum mempunyai farmakope, yang berlaku adalah Farmakope Belanda Baru pada tahun 1962 pemerintah RI menerbitkan Farmakope Indonesia edisi I.


Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan :
Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit 20 Mei 1962
Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit 20 Mei 1965
Formularium Indonesia (FOI) terbit 20 Mei 1966
Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972
Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974
Formularium Nasional terbit 12 November 1978
Farmakope Indonesia edisi III terbit 9 Oktober 1979
Farmakope Indonesia edisi IV terbit 5 Desember 1995

Farmakope
Farmakope merupakan buku yang memuat persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
Judul tersebut dapat disingkat menjadi FI. Jika tidak ada keterangan lain, selama periode berlakunya maka yang dimaksudkan adalah FI IV dan semua suplemennya.

Bahan dan Proses
Sediaan resmi dibuat dari bahan-bahan yang memenuhi persyaratan dalam monografi Famakope untuk masing-masing bahan yang bersangkutan, yang monografinya tersedia dalam Farmakope.
Bahan resmi harus dibuat sesuai denganprinsip-prinsip cara pembuatan yang baik dan dari bahan yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, untuk menjamin agar bahan yang dihasilkan memenuhi semua persayaratan yang tertera pada monografi Farmakope.
Apabila mongrafi suatu bahan sediaan memerlukan bahan yang jumlahnya dinyatakan sebagai zat yang telah dikeringkan, bahan terseut tidak perlu dikeringkan terlebih dahulu sebelum diunakan, asalkan adanya air atau bahan yang mudah menguap diperkenankan dalam jumlah yang ditetapkan.

Bahan Tambahan
Bahan resmi yang dibedakan dari sediaan resmi, tidak boleh mengandung bahan yang ditambahkan, kecuali secara khusus diperkenankan dalam monografi.
Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau ketentuan umum, bahan-bahan yang diperlukan seperti bahan dasar, penyalut, pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, dan pembawa dapat ditambahkan ke dalam sediaan resmi untuk meningkatkan stabilitas, manfaat atau penampilan maupun untuk memudahkan pembuatan.

Bahan tambahan yang dianggap tidak sesuai dan dilarang digunakan, kecuali :
a.bahan tersebut tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan.
b.Tidak melebihi jumlah minimal yang diperlukan untuk memberikan efek yang diharapkan.
c.Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi
d.Tidak menganggu dalam pengujian dan penetapan kadar.

Tangas Uap
Jika dinyatakan penggunaan tangas uap, yang dimaksud adalah tangas dengan uap panas mengalir. Dapat juga pemans lain yang dapat diatur, hingga suhunya sama dengan uap panas mengalir.

Tangas Air
Jika dinyatakan penggunaan tangas air, tanpa menyebutkan suhu tertentu yang dimaksudkan adalah tangas air yang mendidih kuat.

Larutan
Pernyataan (1 dalam 10 ) mempunyai arti 1 bagian volume cairan atau 1 bagian bobot zat padat diencerkan dengan atau dilarutkan dalam pengencer atau pelarut secukupnya hingga volume akhir 10 bagian volume.

Kelarutan
Kelarutan zat yang tercantum dalam farmakope dinyatakan dengan istilah sebagai berikut :


Suhu Penyimpanan
Dingin : suhu tidak lebih dari 8oC; lemari pendingin memiliki suhu 2C dan 8C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu - 20C dan - 10C
Sejuk :suhu antara 8C dan 15C
Suhu kamar : suhu pada ruang kerja. Suhu kamar erkendali adalah suhu yang diatur antara 15C dan 30C
Hangat : suhu antara 30C dan 40C
Panas berlebih : suhu diatas 40C

Persen
Persen bobot per bobot (b/b), menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran
Persen bobot per volume (b/v), menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan
Persen volume per volume (v/v), menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan

Daluarsa
Waktu yang menunjukkan batas terakhir obat masih memenuhi syarat baku. Daluarsa dinyatakan dalam bulan dan tahun, harus ercantum dalam etiket.

Obat adalah suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

FARMAKOPE

FARMAKOPE

Farmakope adalah buku resmi yang ditetapkan secara hukum yang memuat standarisasi obat-obat dan persyaratan identitas, kadar, kemurnian, serta metode analisis dan resep sediaan farmasi.

Farmakope Indonesia Edisi I jilid I terbit tanggal 20 Mei 1962
Farmakope Indonesia Edisi I jilid II terbit tanggal 20 Mei 1965
Formularium Indonesia (FOI) terbit 20 Mei 1966
Farmakope Indonesia Edisi II terbit tanggal 1 April 1972
Ekstra Farmakope Indonesia terbit tanggal 1 April 1974
Formularium Nasional terbit 12 November 1978
Farmakope Indonesia Edisi III terbit tanggal 9 Oktober 1979
Farmakope Indonesia Edisi IV terbit tanggal 5 Desember 1995

Judul Farmakope Indonesia dapat disingkat menjadi FI. Tanpa keterangan lain maka yang dimaksud adalah Farmakope Indonesia Edisi IV.

Bahan dan Artikel

Bahan remi adalah bahan aktif obat, bahan farmasi, atau komponen alat kesehatan jadi yang judul monografinya tidak mencakup indikasi sifat-sifat bentuk jadi tersebut.

Sediaan resmi adalah sediaan obat jadi atau alat kesehatan jadi, sediaan jadi atau setengah jadi (misalnya : padatan steril yang dibuat menjadi larutan jika hendak digunakan), atau produk dari satu atau lebih bahan resmi atau produk yang diformulasikan untuk digunakan atau untuk pasien.

Bahan Tambahan

Kecuali dinyatakan lain, bahan tambahan adalah bahan-bahan yang diperlukan, seperti bahan dasar, penyalut, pewarna, penyedap, pengawet, pemantap, dan pembawa yang dapat ditambahkan dalam sediaan resmi untuk meningkatkan stabilitas, manfaat, atau penampilan dan untuk mempermudah pembuatan.

Zat-zat tambahan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.Bahan tersebut tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan.
2.Tidak melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk memberikan efek yang diharapkan.
3.Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi, atau keamanan sediaan resmi.
4.Tidak mengganggu dalam pengujian dan penetapan kadar.

Tangas Uap dan Tangas Air
Tangas Uap adalah tangas dengan uap panas mengalir, sedangkan tangas air adalah tangas air yang mendidih kuat jika tanpa menyebutkan suhu tertentu.

Pernyataan “lebih kurang”
Bobot atau volume zat yang digunakan untuk pengujian atau penetapan kadar mempunyai makna dalam batas-batas 10% dari bobot atau volume yang ditetapkan.

Pernyataan “di dalam desikator”
Pernyataan ini menunjukkan penggunaan wadah yang dapat tertutup rapat dengan ukuran yang sesuai dan bentuk sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan kelembaban rendah dengan pertolongan silika gel atau pengering lain yang sesuai.

Pemijaran sampai Bobot Tetap
Maksudnya adalah pemijaran yang harus dilanjutkan pada suhu 800C sehingga hasil dua penimbangan berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,50 mg tiap gram zat yang digunakan; penimbangan kedua dilakukan setelah dipijarkan lagi selama 15 menit.

Indikator
Kecuali dinyatakan lain, jumlah indikator yang digunakan dalam pengujian 0,2 ml atau 3 tetes.

Bobot yang dapat diabaikan
Maksudnya adalah bobot yang tidak melebihi 0,50 mg.

Suhu
-Suhu kamar terkendali : 15C - 30C
-Suhu penyimpanan dingin : tidak lebih dari 8C
-Lemari pendingin : 2C - 8C
-Lemari pembeku : - 20C dan - 10C
-Sejuk : 8C - 15C
-Suhu kamar: suhu pada ruang kerja
-Suhu hangat : 30C - 40C
-Suhu panas berlebih : diatas 40C

Istilah Kelarutan untuk Melarutkan 1 bagian zat

Sangat mudah larut kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10
Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut lebih dari 10.000


Simplisia

Persyaratan simplisia nabati dan hewani, yaitu :
1.Tidak boleh mengandung organisme patogen
2.Harus bebas dari cemaran mikroorganisme, serangga, dan binatang lain serta kotoran hewan
3.Tidak boleh ada penyimpanan bau dan warna
4.Tidak boleh mengandung lendir atau menunjukkan adanya kerusakan.
5.Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak boleh lebih dari 2 %, kecuali dinyatakan lain.

Kadar Larutan
1.Larutan volumetri
a.Molalitas (m) : jumlah gram molekul zat yang dilarutkan dalam 1 kg pelarut.
b.Molaritas (M) : jumlah gram molekul zat yang dilarutkan dalam pelarut hingga volume 1 liter.
c.Normalitas (N) : jumlah bobot ekuivalen zat yang dilarutkan dalam pelarut hingga volume 1 liter.

2.Persen
a.b/b menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran
b.b/v menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan (air atau lainnya)
c.v/v menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan.

3.Pernyataan persen tanpa penjelasan lebih lanjut
a.campuran padat atau setengah padat, yang dimaksud adalah persen b/b
b.larutan dan suspensi suatu zat padat dalam campuran, yang dimaksud adalah persen b/v.
c.Larutan cairan di dalam cairan, yang dimaksud adalah v/v
d.Larutan gas dalam cairan, yang dimaksud adalah b/v

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

EMULSI

EMULSI

Pengertian

Emulsi (FI IV) : sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent).

Emulsi – emulgeo – menyerupai milk, warna emulsi putih

Abad XVII dikenal emulsi biji-bijian yang mengandung lemak, protein dan air disebut emulsi vera atau emulsi alam, sebagai emulgator dipakai protein dalam biji tersebut.

Pertengahan abad XVIII, ahli farmasi perancis memperkenalkan pembuatan emulsi dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil dengan menggunakan penambahan gom arab, tragacanth, kuning telur. Emulsi yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luar disebut emulsi spuria atau emulsi buatan.



Komponen Emulsi

Komponen emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :
1.Komponen dasar
Bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam emulsi, terdiri dari :
Fase dispers/fase internal/fase diskontinue : zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil ke dalam zat cair lain.
Fase kontinue/Fase eksternal/fase luar : zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
Emulgator : bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
2.Komponen tambahan
Bahan tambahan sering digunakan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Mis : corrigen saporis, odoris, colouris, preservative, anti oksidan.

Preservative yang digunakan antara lain metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas, dan lain-lain.
Antioksidan yang digunakan antara lain asam askorbat, tokoferol, asam sitrat, propil gallat, asam gallat.

Tipe Emulsi

Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun eksternal, maka emulsi dapat digolongkan menjadi dua macam tipe :
a.Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air)
Emusli yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air. Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase eksternal.
b.Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak)
Emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar ke dalam minyak. Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase eksternal.


Tujuan Pemakaian Emulsi

Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang stabil dan rata dari campuran dua cairan yang saling tidak bisa bercampur.

Tujuan pemakaian emulsi :
1.Dipergunakan sebagai obat dalam/per oral. (tipe O/W)
2.Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W atau W/O tergantung banyak faktor misalnya sifat zatnya atau jenis terapi yang dikehendaki.

Teori Terjadinya Emulsi

A.Teori Tegangan Permukaan (Surface tension)
Daya kohesi adalah daya tarik menarik molekul yang sejenis, daya adhesi adalah daya tarik menarik antar molekul yang tidak sejenis.
Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada permukaan zuatu cair akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak adanya keseimbangan daya kohesi. Tegangan yang terjadi tersebut dinamakan tegangan permukaan.

Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang kedua zat itu mengakibatkan semakin susah untuk bercampur. Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik atau senyawa elektrolit, tetapi akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu anatara lain sabun.

Penambahan emulgator akan menurunkan menghilangkan tegangan yang terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur.

B.Teori Orientasi Baji (Oriented Wedge)
Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok, yakni :
Kel Hidrofilik : bagian emulgator yang suka pada air
Kel Lipofilik : bagian yang suka pada minyak
Masing-masing kelompok akan bergabung dengan zat cair yang disenanginya, kelompok hidrofil ke dalam air dan kelompok lipofil ke dalam minyak. Dengan demikian emulgator seolah-olah menjadi tali pengikat antara air dan minyak. Antara kedua kelompok tersebut akan membuat suatu keseimbangan.

Setiap jenis emulgator memiliki harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbangan itu dikenal dengan H.L.B (Hidrophyl Lipophyl Balance) yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara kelompok lipofil dengan kelompok hidrofil.

Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak kelompok yang suka pada air, itu artinya emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air, demikian pula sebaliknya.



Untuk menentukan komposisi campuran emulgator sesuai dengan nilai HLB yang dikehendaki, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Rumus I :



B%a = (100 % - A%)

Rumus II :
(B1 x HLB1) + (B2 x HLB2) = (B campuran x HLB campuran)
B = berat emulgator

C.Teori Interparsial Film
Teori ini mengatakan : emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispers.
Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha antara partikel yang sejenis untuk bergabung menjadi terhalang. Dengan kata lain fase dispers menjadi stabil.
Untuk memberikan stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator yang dipakai adalah :
Dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak
Jumlah cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase dispers.
Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semua permukaan partikel dengan segera.

D.Teori Electric double layer (lapisan listrik rangkap)
Jika minyak terdispersi ke dalam air, satu lapis air yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan mempunyai muatan yang berlawanan dengan paisan didepannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak dilindungi oleh 2 benteng lapisan listrik yang saling berlawanan. Benteng tersebut akan menolak setiap usaha dari partikel minyak yang akan mengadakan penggabungan menjadi satu molekul yang besar, karena susunan listrik yang menyelubungi setiap partikel minyak mempunyai susunan yang sama. Dengan demikian antara sesama partikel akan tolak menolak, dan satbilitas emulsi akan bertambah.

Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari ketiga cara dibawah ini
Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partikel.
Terjadinya absorpsi ion oleh partikel dari cairan di sekitarnya.
Terjadinya gesekan partikel dengan cairan di sekitarnya.

Bahan Pengemulsi (Emulgator)

1.Emulgator Alam
Emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit.
a.Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan
Pada umumnya termasuk karbohidrat dan merupakan emulgator tipe O/W, sangat peka terhadap elektrolit dan alkohol kadar tinggi, dapat dirusak oleh bakteri. Oleh sebab itu pembuatan emulsi dengan emulgator ini harus selalu ditambahkan bahan pengawet.
Gom arab
Sangat baik untuk emulgator tipe O/W dan untuk obat minum. Emulsi yang terbentuk sangat stabli dan tidak terlalu kental. Kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom arab berdasarkan 2 faktor, yaitu :
~ kerja gom sebagai koloid pelindung (teori plastis film)
~ terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengendapan
cukup kecil sedangkan masa mudah dituang.

Bila tidak dikatakan lain maka emulsi dengan gom arab menggunakan gom arab sebanyak ½ dari jumlah minyaknya.

Untuk membuat corpus emulsi diperlukan air 1,5 x berat gom, diaduk keras dan cepat sampai putih, lalu diencerkan dengan air sisanya.

Bahan obat cair BJ tinggi, contoh kloroform, bromoform : ditambahkan minyak lemak 10 x beratnya, maka BJ campuran mendekati satu. Gom sebanyak ¾ kali bahan obat cair.

Untuk balsam, jumlah gom arab sama banyak dengan balsam.

Oleum Iecoris Aseli, dipakai gom 30 % dari berat minyak.

Tragacanth
Dispersi tragacanth dalam air sangat kental sehingga untuk memperoleh emulsi dengan viskositas yang baik hanya di[erlukan tragacanth sebanyak 1/10 kali gom arab. Emulgator ini hanya bekerja optimum pada pH 4,5 – 6. Tragacanth dibuat corpus emulsi dengan menambahkan sekaligus air 20 kali berat tragacanth. Tragacanth hanya berfungsi sebagai pengental tidak dapat membentuk koloid pelindung.

Agar-agar
Emulgator ini kurang efektif apabila dipakai sendirian. Pada umumnya zat ini ditambahkan untuk menambah viskositas dari emulsi dengan gom arab. Sebelum dipakai agar-agar tersebut dilarutkan dengan air mendidih. Kemudian didinginkan pelan-pelan sampai suhu tidak kurang dari 45oC (bila suhunya kurang dari 45oC larutan agar-agar akan berbentuk gel). Biasanya digunakan 1-2 %.

Chondrus
Sangat baik dipakai untuk emulsi minyak ikan karena dapat menutup rasa dari minyak tersebut. Cara mempersiapkan dilakukan seperti pada agar.

Emulgator lain : pektin, metil selulosa, karboksimetil selulosa 1-2%.

b.Emulgator alam dari hewan
Kuning telur
Kuning telur mengandung lecitin dan kolesterol yang kesemuanya dapat berfungsi sebagai emulgator. Lecitin merupakan emulgator tipe O/W. Tetapi kemampuan lecitin lebih besar dari kolesterol sehingga secara total kuning telur merupakan emulgator tipe O/W. Zat ini mampu mengemulsikan minyak lemak empat kali beratnya dan minyak menguap dua kali beratnya.

Adeps lanae
Zat ini banyak mengandung kolesterol, merupakan emulgator tipe W/O dan banyak dipergunakan untuk pemakaian luar. Penambahan emulgator ini akan menambah kemampuan minyak untuk menyerap air. Dalam keadaan kering dapat menyerap air 2 x beratnya.

c.Emulgator alam dari tanah mineral
Magnesium aluminium silikat/veegum
Merupakan senyawa anorganik yang terdiri dari garam-garam magneium dan aluminium. Dengan emulgator ini, emulsi yang terbentuk adalah emulsi tipe O/W. Sedangkan pemakaian yang lazim adalah sebanyak 1 %. Emulsi ini khusus untuk pemakaian luar.
Bentonit
Tanah liat yang terdiri dari senyawa aluminium silikat yang dapat mengabsorpsikan sejumlah besar air sehingga membentuk massa seperti gel. Untuk tujuan sebagai emulgator dipakai sebanyak 5%.

2.Emulgator Buatan
a.Sabun
Sangat banyak dipakai untuk tujuan luar, sangat peka terhadap elektrolit. Dapat dipergunakan sebagai emulgator tipe O/W maupun W/O., tergantung dari valensinya. Bila sabun tersebut bervalensi 1, misalnya sabun kalium, merupakan emulgator tipe O/W, sedangkan sabun dengan valensi 2, misalnya kalsium merupakan emulgator tipe W/O.
b.Tween 20 : 40 : 60 : 80
c.Span 20 : 40 : 80

Emulgator dapat dikelompokkan menjadi :
Anionik : sabun alkali, natrium lauryl sulfat
Kationik : senyawa ammonium kuartener
Non ionik : tween dan span
Amfoter : protein, lesitin

Cara Pembuatan Emulsi

Metode pembuatan emulsi :
1.Metode gom kering atau metode kontinental
Dalam metode ini zat pengemulsi dicampur dengan minyak terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru diencerkan dengan sisa air yang tersedia.
2.Metode gom basah atau metode Inggris
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut) agar membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.
3.Metode botol atau metode botol forbes
Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak dan mempunyai viskositas rendah. Serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok.

Alat-alat Pembuatan Emulsi

1.Mortir dan stamper
Mortir dengan permukaan kasar merupakan mortir pilihan untuk pembuatan emulsi yang baik.
2.Botol
Mengocok emulsi dalam botol secara terputus-putus lebih baik daripada terus menerus, hal tersebut memberi kesempatan pada emulgator untuk bekerja sebelum pengocokan berikutnya.
3.Mixer, blender
Partikel fase disper dihaluskan dengan cara dimasukkan ke dalam ruangan yang didalamnya terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi, akibat putaran pisau tersebut partikel akan berbentuk kecil-kecil.
4.Homogenizer
Dalam homogenizer dispersi dari cairan terjadi karena campuran dipaksa melalui saluran lubang kecil dengan tekanan besar.
5.Colloid Mill
Terdiri atas rotor dan stator dengan permukaan penggilingan yang dapat diatur. Coloid mill digunakan untuk memperoleh derajat dispersi yang tinggi dalam cairan.

Cara Membedakan Tipe Emulsi

a.Dengan pengenceran fase
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase externalnya. Dengan prinsip tersebut, emulsi tipe O/W dapat diencerkan dengan air, sedangkan emulsi tipe W/O dapat diencerkan dengan minyak.
b.Dengan pengecatan/pemberian warna
Zat warna akan tersebar rata dalam emulsi apabila zat tersebut larut dalam fase eksternal dari emulsi tersebut. Misalnya :
Emulsi + larutan sudan III dapat memberi warna merah pada emulsi tipe W/O, karena sudan III larut dalam minyak.
Emulsi + larutan metilen blue dapat memberi warna biru pada emulsi tipe O/W karena metilen blue larut dalam air.
c.Dengan kertas saring
Bila emulsi diteteskan pada kertas saring, kertas saring menjadi basah maka tipe emulsi O/W, dan bila timbul noda minyak pada kertas berarti emulsi tipe W/O.
d.Dengan konduktivitas listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak, kawat dengan K1/2 watt lampu neon ¼ watt semua dihubungkan secara seri. Lampu neon akan menyala bila elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi tipe O/W, dan akan mati bila dicelupkan pada emulsi tipe W/O.


Kestabilan Emulsi

Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
1.Creaming
Yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana yang satu mengandung fase disper lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversible artinya bila digojok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.

2.Koalesan dan cracking (breaking)
Yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu). Sifatnya iireversible, hal ini dapat terjadi karena :
Peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan CaO/CaCl2 exicatus
Peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendnginan, pengadukan.

3.Inversi
Peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi W/O menjadi O/W atau sebaliknya. Bersifat iirversible.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

Kapsul (capsulae)

CAPSULAE (KAPSUL)

Pengertian

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin,tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.

Macam-macam Kapsul

Berdasarkan bentuknya kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi 2 , yaitu :
Kapsul keras (capsulae durae, hard capsul)
Kapsul lunak (capsulae molles, soft capsul)

Perbedaan kapsul keras dan lunak

Kapsul Keras
Terdiri atas tubuh dan tutup
Tersedia dalam bentuk kosong
Isi biasanya padat, dapat juga cair

Kapsul Lunak
Satu kesatuan
Cara pakai per oral
Selalu sudah terisi
Isi biasanya cair, dapat juga padat
Bisa oral, vaginal, rectal, topical


Kapsul cangkang keras yang diisi di pabrik sering mempunyai warna dan bentuk berbeda atau diberi tanda untuk mengetahui identitas pabrik.

Kapsul dapat juga mengandung zat warna yang diizinkan atau zat warna dari berbagai oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan pendispersi, bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet. Biasanya mengandung antara 10 – 15 % air.

Kapsul cangkang lunak yang dibuat dari gelatin, sedikit lebih tebal dari dibanding kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin. Kapsul lunak dapat mengandung pigmen atau pewarna, bahan opak seperti titanium dioksida, pengawet,pengharum dan pemanis/sukrosa 5 %. Cangkang gellatin lunak umumnya mengandung air 6-13 %. Cangkang kapsul lunak tidak dipakai di apotik, tetapi diproduksi secara besar-besaran di dalam pabrik dan biasanya diisi dengan cairan. Kapsul lunak yg bekerja long action, umumnya berisi granaula dan disebut Spansule.

Macam Kapsul berdasarkan ukuran

Ukuran kapsul menunjukkan ukuran volume dari kapsul. Ukuran kapsul dinyatakan dengan kode. Ukuran terbesar 000 dan terkecil 5.

Ukuran kapsul : 000 00 0 1 2 3 4 5
Untuk hewan : 10 11 12

Umumnya no. 00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien.

Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran kapsul tergantung dari pengalaman. Biasanya dikerjkan dengan eksperimental dan sebagai gambaran hubungan jumlah obat dengan ukuran kapsul dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.



Ukuran kapsul hendaknya dicatat untuk memudahkan bila diperlukan pembuatan ulang. Diperhatikan juga bila seseorang pasien mendapatkan 2 macam rsep kapsul sekaligus, jangan memberikan dalam warna yang sama untuk menghindari kesalahan minum obat tersebut.

Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan bentuk sediaan kapsul
1.Bentuk menarik dan praktis
2.Tidak berasa seingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak.
3.Mudah ditelan dan cepat hancur/larut di dalam perut, sehingga bahan cepat segera diabsorbsi.
4.Dokter dapat memberikan resep kombinasi dari bermacam-macam bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien.
5.Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorpsi bahan obatnya.

Kerugian bentuk sediaan kapsul
1.Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak menahan penguapan.
2.Tidak untuk zat-zat higroskopis.
3.Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul
4.Tidak untuk Balita
5.Tidak bisa dibagi (mis ½ kapsul)

Cara Pengisian Kapsul

Ada 3 macam cara pengisian kapsul, yaitu :
1.dengan tangan
Merupakan cara yang paling sederhana. Cara ini sering dikerjakan diapotik untuk melayani resep dokter. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
serbuk dibagi sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta.
Tiap bagian serbuk dimasukkan ke dalam badan kapsul dan ditutup.


2.dengan alat bukan mesin
Alat yang dimaksudkan disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.
Caranya : kapsul dibuka dan badan dari kapsul dimasukkan ke dalam lubang dari bagian alat yang bergerak. Serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsul dimasukkan pada permukaan kemudian diratakan dengan kertas film. Kapsul ditutup dengan cara merapatkan bagian yang bergerak.

3.dengan alat mesin
Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara besar-besaran dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut, perlu dipergunakan alat yang serba otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul dengan jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragaman lebih terjamin.

Cara Penutupan Kapsul

Penutupan kapsul yang berisi serbuk dapat dilakukan dengan cara yang biasa yakni menutup bagian tutup ke dalam badan tanpa penambahan bahan perekat.

Penutupan cangkang kapsul yang berisi cairan perlu dilakukan dengan cara khusus seperti diatas. Cara yang paling sederhana ialah menambahkan bahan perekat agar isinya tidak keluar atau bocor.

Caranya : oleskan sedikit campuran air-alkohol pada tepi luar bagian badan kapsul, kemudian ditutup sambil diputar.

Untuk melihat adanya kebocoran kapsul tersebut diletakkan diatas kertas saring kemudian gerakkan ke depan dan ke belakang hingga menggelinding beberapa kali. Apabila kapsul tersebut bocor akan meninggalkan noda pada kertas.

Cara Membersihkan Kapsul

Salah satu tujuan dari pemberian obat berbentuk kapsul adalah untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obatnya. Sesuai dengan tujuan tersebut maka bagian luar dari kapsul harus bebas dari sisa bahan obat yang mungkin menempel pada dinding kapsul. Untuk itu kapsul perlu dibersihkan dahulu. Caranya ialag dengan meletakkan kapsul diatas sepotong kain kemudian digosok-gosokkan sampai bersih.

Faktor-faktor yang merusak cangkang kapsul

1.Adanya zat-zat yang mudah mencair (higroskopis)
Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara, tetapi juga akan menyerap air dari kapsulnya sendiri hinga menjadi rapuh dan mudah pecah. Penambahan lactosa atau amilum (bahan inert netral) akan menghambat proses ini. Cth : KI, NaI, NaNO2

2.Campuran eutecticum
Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik lebur semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak/lembek.
Cth : Asetosal dengan hexamin
Camphor dengan menthol
Hal ini dapat dihambat dengan mencampur masing-masing dengan bahan inert baru keduanya dicampur.

3.Adanya minyak menguap, kreosot dan alkohol
4.Penyimpanan yang salah
Ditempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka. Karena kapsul tersebut menhisap air dari udara yang lembab tersebut.
Ditempat terlalu kering, kapsul akan kehilangan air sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.
Mengingat sifat kapsul tersebut maka sebaiknya kapsul disimpan :
Dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau kering
Dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi silika (pengering)
Dalam wadah plastik yang diberi pengering.
Dalam blister/strip alufoil.

Syarat-syarat Kapsul

a.Keseragaman bobot
Dibagi menjadi 2 kelompok :
1). Kapsul berisi obat kering
Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu per satu, keluarkan isi semua kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan kolom A dan untuk setiap 2 kapsul tidak lebih dari yang ditetapkan dalam kolom B.
Bobot rata-rata kapsul Perbedaan bobot isi kapsul dalam %
A B
< 120 mg 10 20
> 120 mg 7,5 15

2). Kapsul berisi obat cair atau pasta
Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu per satu. Keluarkan isi semua kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter. Buang cairan cucian, biarkan hingga tidak berbau eter, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5 %.

b.Waktu hancur
Waktu hancur ditentukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan olah kapsul yang bersngkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh sat bentuk. Waktu hancur kapsul tidak boleh lebih dari 15 menit.

c.Keseragaman sediaan
Terdiri dari keseragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman kandungan untuk kapsul lunak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

ALAT PERACIKAN OBAT

TIMBANGAN

Timbangan obat ada 3 jenis, yaitu :
1. Timbangan kasar : daya beban 250 gram hingga 1000 gram
kepekaan 200 mg
2. Timbangan gram halus : daya beban 100 gram hingga 200 gram
kepekaan 50 mg
3. Timbangan miligram : daya beban 10 gram hingga 50 gram
kepekaan 5 mg.

Daya beban : bobot maksimum yang boleh ditimbang.
Kepekaan : tambahan bobot maksimum yang diperlukan pada salah satu piring timbangan, setelah keduanya diisi muatan maksimum, menyebabkan ayunan jarum timbangan tidak kurang dari 2 mm tiap dm panjang jarum.

Gambar timbangan gram halus :


Keterangan :
1.Papan landasan timbangan
2.Tombol pengatur tegak berdirinya timbangan
3.Anting penunjuk tegaknya timbangan (waterpas)
4.Jarum timbangan
5.Skala
6.Tuas penyagga timbangan
7.Pisau tengah/pisau pusat
8.Pisau tangan
9.Tangan timbangan
10.Tombol/mur pengatur keseimbangan
11.Piring timbangan

Penimbangan
1.Diperiksa apakah semua komponen timbangan/neraca sudah sesuai pada tempatnya, dengan mencocokkan nomor-nomor yang terdapat pada komponen-komponen tersebut (lihat gambar).
2.Periksa kedudukan timbangan sudah sejajar/rata, dapat dilihat dari posisi anting (3.1) dengan alas anting (3.2) harus tepat. Bila belum tepat kita putar tombol (2).
3.Sekali lagi kita periksa apakah posisi pisau (7) dan (8) sudah pada tempatnya. Bila sudah maka tuas (6) kita angkat atau putar maka timmbangan akan terangkat dan akankelihatan apakah piringnya seimbang atau berat sebelah. Bila tidak seimbang kita dapat memutar mur (10) kiri atau kanan sesuai dengan keseimbangannya, sehingga neraca seimbang.
4.Setelah itu baru kita letakkan kertas perkamen diatas kedua piring timbangan, angkat tuas (6) untuk memeriksa apakah timbangan sudah seimbang. Bila sudah seimbang, maka penimbangan bahan-bahan bisa dimulai.
5.Cara penimbangan bahan-bahan :
a.Bahan padat seperti serbuk, lilin, dll ditimbang diatas kertas perkamen.
b.Bahan ½ padat seperti vaselin, adeps, ditimbang diatas kertas perkamen atau diatas cawan penguap.
c.Bahan cair dapat ditimbang diatas kaca arloji, cawan penguap atau langsung dalam botol atau wadah.
d.Bahan cairan kental seperti ekstak belladon dan ekstrak hiosiami langsung ditimbang, sedangkan untuk ichtiol ditimbang dikertas perkamen yang sebelumnya diolesi dengan parafin cair/vaselin.
e.Bahan oksidator (kalii permanganas, iodium, argenti nitras) ditimbang pada gelas timbang atau pada gelas arloji yang ditutup.
f.Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg dilakukan pengenceran.


ALAT-ALAT UKUR VOLUME

1.Gelas ukur dipergunakan untuk mengukur cairan yang akan dibuat atau cairan yang akan diambil.
2. Gelas piala/bekerglass untuk melarutkan bahan dengan diaduk pengadukdari kaca.
3.Erlenmeyer dipakai untuk melarutkan bahan dengan digoyang atau dikocokdan digunakan untuk alat pengukur (tingkat ketelitian kurang).

ALAT-ALAT PERACIKAN DAN ALAT GELAS LAINNYA

1.Lampang alu atau mortir dan stamper, dipakai untuk menghaluskan dan mencampur bahan-bahan.
2.Sendok dapat dipakai untuk mengambil bahan padat dari botol, untuk bahan cair bisa digunakan pipet tetes atau langsung dituang dengan hati-hati, sedangkan untuk bahan semi padat (ekstrak kental dan lemak-lemak) dapat digunakan spatel/sudip.
3.Sudip dari film/mika dipakai untuk menyatukan, membersihkan serbuk atau salep dan memasukkan dalam wadah.
4.Cawan penguap (dari porselin) digunakan untuk wadah menimbang, untuk menguapkan atau mengeringkan cairan, melebur atau mencampur lebih dari satu bahan.
5.Gelas arloji dan botol timbang untuk menimbang bahan yang mudah menguap, menyublim, dan cairan yang tidak boleh ditimbang dengan kertas perkamen.
6.Panci infus untuk membuat larutan infus.
7.Papan pil dipakai untuk menggulung pil, memotong pil, kemudian dibulatkan dengan pembulat pil.
8.Pengayak alat yang dipakai untuk mengayak bahan sesuai dengan derajat halus serbuk.
9.Corong dipakai untuk menyaring dengan meletakkan kertas saring diatas corong kertas saring digunting bulat lebih kurang 1 cm dibawah permukaan corong.
10.Batang pengaduk
11.Capsul filter

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Post Icon

untuk musik bermutu

Aku kesepian menanti melankolia efek rumah kaca di dalam kamar gelap. Menghirup debu2 berterbangan di udara ditemani iringan lagu cinta melulu yg dipersembahkan untuk para jalang hingga aku merasa insomnia.untuk menjadi indonesia, aku tidak memandang sebelah mata kepada bukan lawan jenisku karena aku merasa jatuh cinta itu biasa saja.di bulan desember ini,jikalau masih turun hujan jangan marah. Dan jangan bakar buku karena akan ada banyak asap disana. Kau dan aku menuju ruang hampa, tapi otakku lebih banyak dipenuhi mosi tidak percaya ketika akhirnya aku melihat tubuhmu membiru tragis akibat kenakalan remaja di era informatika yg kau lakukan sendiri. Kau sebenarnya hanyalah laki2pemalu yg seringkali ingin berdansa dengan seorang balerina dan selalu ingin belanja terus sampai mati!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS